Dari ruangan sebrang, tepatnya ruangan tempat pasien membayar rontgennya..
Tiba-tiba terdengar suara orang asing yang tak ku kenal, tak ku tahu wajahnya, hanya ku dengar suaranya..
Dia seorang dokter gigi, tepatnya (lagi) seorang yang sedang mengambil spesialis di konservasi gigi..
Jadi, sang residen itu (kayaknya) sudah berkali-kali me-rontgen-kan pasiennya di radiologi ini. Dan hari ini dia khusus mendatangkan pasiennya hanya untuk di rontgen. Biaya rontegn disini pun tak terhutung mahal, Rp.8000 untuk PA dan Rp 25000 untuk OPG. Hasil radiograf disini mungkin memang tidak terlalu bagus, dan jika itu terjadi kita bisa meminta ulang foto untuk memperjelas hasil fotonya. Sepengetahuan saya, posisi konus yang berbeda letaknya sedikit saja bisa menunjukkan hasil yang berbeda.
Tiba-tiba dari ruangan tempat saya "mangkal" terdengar percakapan seperti dibawah ini:
Residen: "Pak, bayar ga ni? Ini baru bagus.. Kasian lho pak, pasiennya dateng kesini cuma buat di rontgen doank.." (Residen ini habis melihat hasil rontgen periapikal pasiennya)
Radiografer: "Terserah mba, mau bayar atau engga" (saya membayangkan muka bapaknya dah bt menghadapi orang ga mau modal kayak gini)
Residen: "Iya ya.. Gratis gpp ya? Kata dosenku malah aku suruh ngajarin biar hasil radiografnya bagus"
(Saya membayangkan lagi..mimik kedua radiografer pasti sudah tambah bt..)
Komentar saya: ko ada ya orang kayak gt.. Udah ga modal pake acara menghina (secara tidak langsung) radiografer lagi.. Saya jamin, klo sang residen itu disuruh mengambil foto rontgen sendriri dan prosesing sendiri juga belum tentu bisa dan hasilnya belum tentu bagus. So, mbok ya jangan merasa dirinya superior.. Baru juga ngambil spesialis dah menunjukkan attitude (yang menurut saya) TIDAK BAIK.
Tiba-tiba terdengar suara orang asing yang tak ku kenal, tak ku tahu wajahnya, hanya ku dengar suaranya..
Dia seorang dokter gigi, tepatnya (lagi) seorang yang sedang mengambil spesialis di konservasi gigi..
Jadi, sang residen itu (kayaknya) sudah berkali-kali me-rontgen-kan pasiennya di radiologi ini. Dan hari ini dia khusus mendatangkan pasiennya hanya untuk di rontgen. Biaya rontegn disini pun tak terhutung mahal, Rp.8000 untuk PA dan Rp 25000 untuk OPG. Hasil radiograf disini mungkin memang tidak terlalu bagus, dan jika itu terjadi kita bisa meminta ulang foto untuk memperjelas hasil fotonya. Sepengetahuan saya, posisi konus yang berbeda letaknya sedikit saja bisa menunjukkan hasil yang berbeda.
Tiba-tiba dari ruangan tempat saya "mangkal" terdengar percakapan seperti dibawah ini:
Residen: "Pak, bayar ga ni? Ini baru bagus.. Kasian lho pak, pasiennya dateng kesini cuma buat di rontgen doank.." (Residen ini habis melihat hasil rontgen periapikal pasiennya)
Radiografer: "Terserah mba, mau bayar atau engga" (saya membayangkan muka bapaknya dah bt menghadapi orang ga mau modal kayak gini)
Residen: "Iya ya.. Gratis gpp ya? Kata dosenku malah aku suruh ngajarin biar hasil radiografnya bagus"
(Saya membayangkan lagi..mimik kedua radiografer pasti sudah tambah bt..)
Komentar saya: ko ada ya orang kayak gt.. Udah ga modal pake acara menghina (secara tidak langsung) radiografer lagi.. Saya jamin, klo sang residen itu disuruh mengambil foto rontgen sendriri dan prosesing sendiri juga belum tentu bisa dan hasilnya belum tentu bagus. So, mbok ya jangan merasa dirinya superior.. Baru juga ngambil spesialis dah menunjukkan attitude (yang menurut saya) TIDAK BAIK.